Kurangnya sumber daya memang tak seharusnya membatasi upaya untuk mendapatkan pendidikan. Tampaknya hal inilah yang ingin dibuktikan oleh pemerintah Kenya. Sudah lebih dari satu dekade terakhir negara ini telah menjalankan upaya pemberantasan buta huruf 


meskipun dengan sumber daya yang serba terbatas.Cara yang ditempuh Kenya National Library Service cukup kreatif. Mereka membuat program perpustakaan keliling untuk merambah desa-desa terpencil dan komunitas nomaden di Kenya, terutama Kenya bagian barat laut. Dan untuk menyiasati keterbatasan dana yang ada, institusi ini memanfaatkan tenaga unta alih-alih kendaraan bermotor.

Benar sekali, di Kenya para unta yang berjasa mengantarkan sumber bacaan kepada masyarakat. Unta-unta ini dibekali pelana dengan kotak kayu di kedua sisinya yang penuh berisi buku bacaan dan tikar. Kemudian unta-unta tersebut melakukan perjalanan bersama para pustakawan melintasi padang pasir yang tandus. Unta-unta ini kemudian mampir ke komunitas-komunitas nomaden dan sekolah terpencil di gurun pasir untuk meminjamkan buku kepada anak-anak atau orang dewasa.


Photo by news.bbc.co.uk

Program ini dirintis oleh Kenya National Library Service pada tahun 1985 untuk menanggulangi tingkat buta huruf di kalangan warga Kenya yang hidup secara nomaden, sebab kurangnya akses terhadap pendidikan dan sumber bacaan. Terlebih lagi keterbatasan ekonomi mengakibatkan pendidikan menjadi prioritas kesekian bagi para warga ini. Tetapi dengan program perpustakaan keliling ini, tak ada lagi alasan bagi par warga untuk mengesampingkan pendidikan.
Photo by Sabahi Online

Perpustakaan unta ini beroperasi sejak hari Senin hingga Kamis, mulai dari jam delapan pagi hingga jam enam petang. Penduduk yang sudah terdaftar sebagai anggota perpustakaan bisa meminjam maksimal dua buku selama dua minggu. Biasanya para pustakawan akan menggelar tikar berikut buku-buku yang mereka bawa di tengah lapangan atau di bawah pohon, dan dalam waktu singkat warga pun mengerubuti buku yang mereka bawa. Sementara itu si unta bisa beristirahat sembari menunggu. Karena binatang ini memiliki ketahanan tinggi terhadap iklim gurun pasir, para pustakawan jadi tak perlu repot membawa banyak perbekalan makanan untuk hewan tersebut.
Photo by Sabahi Online

Dilansir situs Sabahi Online, perpustakaan unta keliling ini telah membantu meningkatkan pengetahuan anak-anak dan orang dewasa di sana. "Unta-unta ini membawa buku dua kali sebulan ke desa kami dan buku-buku itu telah menambah pengetahuan saya tentang banyak hal seperti kebudayaan-kebudayaan lain," kata Mohammed Adan Mohamud. Selain itu daerah-daerah yang rutin disambangi perpustakaan keliling ini ternyata murid-muridnya menunjukkan hasil yg lebih baik dalam ujian nasional.

Sejauh ini program perpustakaan unta keliling tersebut sudah melayani antara 5.000 hingga 6.000 pelanggan. Menyusul kesuksesan program tersebut mulai banyak sekolah dan pemerintah daerah yang meminta agar cakupan program ini diperluas. Tetapi kurangnya jumlah unta jantan yang tersedia menyebabkan rencana tersebut belum bisa terealisasi dalam waktu dekat. [tsr]
Axact

KAOS MAKALULA

KAOS MAKALULA adalah blog membahas tentang cara pembuatan Kaos Dakwah sampai bagaimana cara menjual Kaos Dakwah Online maupun offline, Silakan cari artikel di GHIRAH.COM..Terima Kasih telah berkunjung di blog sederhana ini, Jika antum PRODUSEN KAOS DAKWAH ATAU DISTRO MAU KERJASAMA SILAKAN KONTAK NO TLP YANG ADA DI WEB GHIRAH.COM

Post A Comment:

0 comments: