IDE KREATIF : Menginjakkan kaki di Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, untuk melihat pulau-pulau kecil bermunculan di tengah laut dengan pemandangan yang memesona merupakan pengalaman yang tak mungkin terlewatkan.
Kagum, takjub, bengong dengan keindahan alam Pianemo berkecamuk di kepala masing-masing peserta famtrip media dari Perancis yang diundang Kementerian Pariwisata begitu speed boat yang ditumpangi memasuki kawasan Pianemo, Kamis (5/5/2016).
Rasa kagum itu meledak tatkala Ais, nakhoda speed boat di tengah suara bising mesin speed boat berteriak, "Kita masuk Pianemo!"
Seketika para peserta famtrip yang terdiri dari media Perancis itu pada berhamburan keluar boat untuk memotret keindahan laut. Padahal, itu baru permulaan. Namun, kekaguman mengalahkan segalanya. Panas terik siang itu tak membuat mereka surut. Malah tambah asyik membidikkan kameranya.
KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA
Wisatawan menaiki tangga di destinasi wisata Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (5/5/2016).
Ternyata sudah banyak wisatawan di Pianemo siang itu. Terlihat dari jejeran speed boat yang memenuhi dermaga.
Tanpa komando, peserta famtrip langsung turun ke dermaga dan sibuk memotret para pedagang kelapa, kepiting, dan minyak kelapa di sekitar dermaga.
"Pianemo merupakan 'Wayag mini' di Papua. Soalnya kalau ke Wayag perlu waktu 3-4 jam dari Waisai (ibu kota Kabupaten Raja Ampat). Melihat Pianemo, wisatawan merasa puas," kata Husna, Kasi Promosi Dinas Pariwisata Raja Ampat kepada KompasTravel.
Ucapan Husna terbukti di Pianemo. Anak tangga langsung dinaiki. Langkah demi langkah menuju puncak bukit. Bagi wisatawan usia muda, menaiki sebanyak 320 anak tangga jelas bukan masalah. Namun, bagi wisatawan yang sudah berumur, suara ngos-ngosan mulai terdengar.
KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA
Destinasi wisata Pianemo, di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (5/5/2016).
Di tengah perjalanan memang ada tempat beristirahat, mengumpulkan tenaga sebelum melanjutkan perjalanan. "Memang umur tak bisa dibohongi," kata M Timmi Timothy Setia, Service Socio-Culturel KBRI Paris yang ikut dalam rombongan famtrip, sambil menaiki satu demi satu anak tangga.
Timmi yang sudah puluhan tahun tinggal di Perancis itu pun terlihat semangat menaiki tangga.
Demikian pula Made Wira Adikusuma, Kasubbid Perjalanan Minat Khusus dan Konvensi Asdep Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata.
Made Wira berupaya menyembunyikan rasa capeknya menaiki anak tangga itu. "Ayo, Pak," katanya memberi semangat kepada KompasTravel.
Mereka yang sudah naik ke atas dan dalam perjalanan menuruni anak tangga justru memberi motivasi agar terus berjalan. "Sudah dekat kok," kata seorang pengunjung sambil menunjuk ke atas.
KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA
Peserta famtrip media dari Perancis undangan Kemenpar di Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (5/5/2016).
Jangan kaget kalau di tengah-tengah anak tangga menyembul batang pohon sehingga perjalanan agak sedikit terganggu. "Kami tidak boleh menebang pohon. Jadi kami biarkan," kata Sofyan, staf pegawai Kadis Pariwisata Raja Ampat yang ikut menemani rombongan famtrip ke Pianemo.
Setelah melewati 320 anak tangga dan mencapai puncak bukit, terbayarlah rasa capek itu. Pemandangan dari atas yang begitu menakjubkan. Di bawah terlihat bukit-bukit karst menjulang tinggi, seperti kerucut-kerucut yang tiba-tiba muncul berserakan dari dalam laut.
Keindahan alam Pianemo makin membuat wisatawan terpukau oleh warna air laut yang biru dan kehijauan. Panas terik siang itu memunculkan keindahan gugusan pulau-pulau karst itu. Meski terus menyeka keringat, Alessandro, peserta famtrip, tetap fokus memotret. "Wow, betapa indahnya," katanya berkali-kali.
Timmi juga tak henti-hentinya mengabadikan keindahan Pianemo melalui handycam-nya. "Di KBRI Paris, kami memiliki gambar seperti ini dipasang di dinding," tuturnya sambil mengelap keringat di wajahnya.
KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA
Peserta famtrip media dari Perancis undangan Kemenpar di Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (5/5/2016).
Semua peserta famtrip sangat puas melihat keindahan Pianemo. Meski tak melihat gugusan pulau-pulau karst dalam jumlah banyak seperti di Wayag, tetapi melihat Pianemo sudah terobati.
Ketika turun tangga, giliran peserta famtrip memberi semangat kepada wisatawan yang sedang menaiki tangga. "Ayo Pak, sebentar lagi sampai," kata Made Wira kepada wisatawan yang sedang berhenti sejenak untuk mengumpulkan tenaga.
Keindahan Pianemo memang membuat kagum siapa pun yang melihatnya. Alam Papua memang menyimpan potensi pesona yang luar biasa untuk dinikmati pelancong dalam dan luar negeri.
Sebagai tempat wisata, sudah selayaknya Pianemo memiliki toilet karena fasilitas ini sangat diperlukan ketika wisatawan tiba di dermaga.
KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA
Destinasi wisata Pianemo, di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (5/5/2016).
"Ya, mestinya sudah dipikirkan untuk membuat toilet di sini. Soalnya tadi ada tamu kita menanyakan toilet ketika speed boat merapat di dermaga," kata Made Wira.
Tanpa mengurangi keindahan Pianemo, agaknya fasilitas toilet itu perlu dipertimbangkan. Toilet memang ada, tetapi tersedia di homestay dan memerlukan speed boat untuk menuju pulau tersebut.
Begitulah, pesona Pianemo mampu "menyihir" wisatawan untuk betah berlama-lama di sana, tak peduli panas terik dan keinginan untuk buang air kecil....
Kagum, takjub, bengong dengan keindahan alam Pianemo berkecamuk di kepala masing-masing peserta famtrip media dari Perancis yang diundang Kementerian Pariwisata begitu speed boat yang ditumpangi memasuki kawasan Pianemo, Kamis (5/5/2016).
Rasa kagum itu meledak tatkala Ais, nakhoda speed boat di tengah suara bising mesin speed boat berteriak, "Kita masuk Pianemo!"
Seketika para peserta famtrip yang terdiri dari media Perancis itu pada berhamburan keluar boat untuk memotret keindahan laut. Padahal, itu baru permulaan. Namun, kekaguman mengalahkan segalanya. Panas terik siang itu tak membuat mereka surut. Malah tambah asyik membidikkan kameranya.
KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA
Wisatawan menaiki tangga di destinasi wisata Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (5/5/2016).
Ternyata sudah banyak wisatawan di Pianemo siang itu. Terlihat dari jejeran speed boat yang memenuhi dermaga.
Tanpa komando, peserta famtrip langsung turun ke dermaga dan sibuk memotret para pedagang kelapa, kepiting, dan minyak kelapa di sekitar dermaga.
"Pianemo merupakan 'Wayag mini' di Papua. Soalnya kalau ke Wayag perlu waktu 3-4 jam dari Waisai (ibu kota Kabupaten Raja Ampat). Melihat Pianemo, wisatawan merasa puas," kata Husna, Kasi Promosi Dinas Pariwisata Raja Ampat kepada KompasTravel.
Ucapan Husna terbukti di Pianemo. Anak tangga langsung dinaiki. Langkah demi langkah menuju puncak bukit. Bagi wisatawan usia muda, menaiki sebanyak 320 anak tangga jelas bukan masalah. Namun, bagi wisatawan yang sudah berumur, suara ngos-ngosan mulai terdengar.
KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA
Destinasi wisata Pianemo, di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (5/5/2016).
Di tengah perjalanan memang ada tempat beristirahat, mengumpulkan tenaga sebelum melanjutkan perjalanan. "Memang umur tak bisa dibohongi," kata M Timmi Timothy Setia, Service Socio-Culturel KBRI Paris yang ikut dalam rombongan famtrip, sambil menaiki satu demi satu anak tangga.
Timmi yang sudah puluhan tahun tinggal di Perancis itu pun terlihat semangat menaiki tangga.
Demikian pula Made Wira Adikusuma, Kasubbid Perjalanan Minat Khusus dan Konvensi Asdep Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata.
Made Wira berupaya menyembunyikan rasa capeknya menaiki anak tangga itu. "Ayo, Pak," katanya memberi semangat kepada KompasTravel.
Mereka yang sudah naik ke atas dan dalam perjalanan menuruni anak tangga justru memberi motivasi agar terus berjalan. "Sudah dekat kok," kata seorang pengunjung sambil menunjuk ke atas.
KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA
Peserta famtrip media dari Perancis undangan Kemenpar di Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (5/5/2016).
Jangan kaget kalau di tengah-tengah anak tangga menyembul batang pohon sehingga perjalanan agak sedikit terganggu. "Kami tidak boleh menebang pohon. Jadi kami biarkan," kata Sofyan, staf pegawai Kadis Pariwisata Raja Ampat yang ikut menemani rombongan famtrip ke Pianemo.
Setelah melewati 320 anak tangga dan mencapai puncak bukit, terbayarlah rasa capek itu. Pemandangan dari atas yang begitu menakjubkan. Di bawah terlihat bukit-bukit karst menjulang tinggi, seperti kerucut-kerucut yang tiba-tiba muncul berserakan dari dalam laut.
Keindahan alam Pianemo makin membuat wisatawan terpukau oleh warna air laut yang biru dan kehijauan. Panas terik siang itu memunculkan keindahan gugusan pulau-pulau karst itu. Meski terus menyeka keringat, Alessandro, peserta famtrip, tetap fokus memotret. "Wow, betapa indahnya," katanya berkali-kali.
Timmi juga tak henti-hentinya mengabadikan keindahan Pianemo melalui handycam-nya. "Di KBRI Paris, kami memiliki gambar seperti ini dipasang di dinding," tuturnya sambil mengelap keringat di wajahnya.
KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA
Peserta famtrip media dari Perancis undangan Kemenpar di Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (5/5/2016).
Semua peserta famtrip sangat puas melihat keindahan Pianemo. Meski tak melihat gugusan pulau-pulau karst dalam jumlah banyak seperti di Wayag, tetapi melihat Pianemo sudah terobati.
Ketika turun tangga, giliran peserta famtrip memberi semangat kepada wisatawan yang sedang menaiki tangga. "Ayo Pak, sebentar lagi sampai," kata Made Wira kepada wisatawan yang sedang berhenti sejenak untuk mengumpulkan tenaga.
Keindahan Pianemo memang membuat kagum siapa pun yang melihatnya. Alam Papua memang menyimpan potensi pesona yang luar biasa untuk dinikmati pelancong dalam dan luar negeri.
Sebagai tempat wisata, sudah selayaknya Pianemo memiliki toilet karena fasilitas ini sangat diperlukan ketika wisatawan tiba di dermaga.
KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA
Destinasi wisata Pianemo, di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (5/5/2016).
"Ya, mestinya sudah dipikirkan untuk membuat toilet di sini. Soalnya tadi ada tamu kita menanyakan toilet ketika speed boat merapat di dermaga," kata Made Wira.
Tanpa mengurangi keindahan Pianemo, agaknya fasilitas toilet itu perlu dipertimbangkan. Toilet memang ada, tetapi tersedia di homestay dan memerlukan speed boat untuk menuju pulau tersebut.
Begitulah, pesona Pianemo mampu "menyihir" wisatawan untuk betah berlama-lama di sana, tak peduli panas terik dan keinginan untuk buang air kecil....
Post A Comment:
0 comments: