IDE KREATIF : Sempitnya lahan di Kota London serta harga tanah yang mahal tak menjadi masalah bagi dua pria ini, Richard Ballard dan Steven Dring untuk mengembangkan ide bisnis berbasis pertanian yang mereka punya. Pasalnya mereka menemukan lahan gratis yang efisien dan praktis untuk ditanami. Dua pria ini berhasil menyulap bunker-bunker bekas Perang Dunia II yang terhubung dengan lorong-lorong bawah tanah menjadi kebun sayur hidroponik yang produktif.
Orang lain mungkin tak melihat potensi bunker peninggalan zaman perang selain sebagai tempat yang mengandung nilai sejarah. Tetapi Ballard dan Dring punya pemikiran lain. Setelah melalui serangkaian eksperimen mereka mendapati kalau tempat persembunyian bawah tanah yang terletak 100 kaki di bawah Kota London itu ideal untuk bercocok tanam. Keduanya pun memulai pertanian hidroponik milik mereka sendiri di sana. Mereka menanam berbagai sayur mayur di atas panel-panel khusus.
Photo by Web Urbanist
Menurut keduanya seperti dikutip Web Urbanist, lokasi bunker yang tertutup menjadikan kebun buatan mereka bebas dari pengaruh alam seperti perubahan cuaca dan polusi. Dengan kondisi lingkungan penanaman seperti itu, sayur-mayur yang mereka pelihara di sana juga tidak membutuhkan banyak air. Air yang dipakai untuk merawat tumbuh-tumbuhan itu hanya sebesar 30 persen dari jumlah air yang dibutuhkan dalam sistem pertanian konvensional. Selain itu pertanian hidroponik juga lebih hemat, karena media tanamnya bisa dipakai berulang-ulang. Dan yang paling penting mereka jadi lebih mudah mengendalikan kultur tanam sesuai kebutuhan.
Hasil panen yang didapat dari perkebunan sederhana ini ternyata cukup variatif, lho. Ballard dan Dring sudah mampu menghasilkan basil, daun ketumbar, lobak, selada air, brokoli, daun mustard, jamur, tomat, bunga-bungaan yang bisa dimakan, dan beberapa jenis bonsai. Semuanya bebas pestisida dan bebas karbon.
Photo by Web Urbanist
Karena lokasi kebun yang tepat berada di jantung kota London, mereka bisa memasok kebutuhan restoran-restoran dan pedagang yang beroperasi di London dalam waktu singkat. Ide yang sungguh kreatif, bukan?
Orang lain mungkin tak melihat potensi bunker peninggalan zaman perang selain sebagai tempat yang mengandung nilai sejarah. Tetapi Ballard dan Dring punya pemikiran lain. Setelah melalui serangkaian eksperimen mereka mendapati kalau tempat persembunyian bawah tanah yang terletak 100 kaki di bawah Kota London itu ideal untuk bercocok tanam. Keduanya pun memulai pertanian hidroponik milik mereka sendiri di sana. Mereka menanam berbagai sayur mayur di atas panel-panel khusus.
Photo by Web Urbanist
Menurut keduanya seperti dikutip Web Urbanist, lokasi bunker yang tertutup menjadikan kebun buatan mereka bebas dari pengaruh alam seperti perubahan cuaca dan polusi. Dengan kondisi lingkungan penanaman seperti itu, sayur-mayur yang mereka pelihara di sana juga tidak membutuhkan banyak air. Air yang dipakai untuk merawat tumbuh-tumbuhan itu hanya sebesar 30 persen dari jumlah air yang dibutuhkan dalam sistem pertanian konvensional. Selain itu pertanian hidroponik juga lebih hemat, karena media tanamnya bisa dipakai berulang-ulang. Dan yang paling penting mereka jadi lebih mudah mengendalikan kultur tanam sesuai kebutuhan.
Hasil panen yang didapat dari perkebunan sederhana ini ternyata cukup variatif, lho. Ballard dan Dring sudah mampu menghasilkan basil, daun ketumbar, lobak, selada air, brokoli, daun mustard, jamur, tomat, bunga-bungaan yang bisa dimakan, dan beberapa jenis bonsai. Semuanya bebas pestisida dan bebas karbon.
Photo by Web Urbanist
Karena lokasi kebun yang tepat berada di jantung kota London, mereka bisa memasok kebutuhan restoran-restoran dan pedagang yang beroperasi di London dalam waktu singkat. Ide yang sungguh kreatif, bukan?
Post A Comment:
0 comments: