IDE KREATIF : Siapa yang kira bahwa kertas yang setiap harinya kita gunakan dan kita buang bisa menghasilkan pundi-pundi uang bagi para pebisnis. Ya, bisnis mengumpulkan limbah kertas di Makassar, Sulawesi Selatan ini memberikan omzet hingga ratusan juta rupiah setiap bulannya. Pemilik UD Sinar Box Noldi mengatakan bahwa usahanya dalam sebulan bisa meraup omzet Rp 300 juta.
"Omzet usaha kami sekitar Rp 300 juta per bulan," kata pemilik UD. Sinar Box Noldi di Makassar, seperti dikutip dari Antara, Jumat (4/7).
Menurut Noldi, perusahaannya mengumpulkan limbah kertas seperti karton, buku, dan surat kabar baik dari perorangan maupun pengumpul berskala kecil.
"Setiap hari kami menerima kurang lebih 10 ton sampah kertas, dengan harga pembelian Rp 1000 per kilogram sampah ini kemudian kami pilah, dipress, lalu dibawa ke pelabuhan untuk dikirim ke Surabaya," kata Noldi.
Menurut Noldi setiap bulan dia mengirimkan 9 hingga 10 kontainer dengan kapasitas 30 ton per kontainernya. "Total kami mengirim sampai 300 ton sampah kertas per bulannya, dan semuanya diserap oleh mitra kami di Surabaya," kata Noldi.
Noldi mengatakan bahwa kendala utama yang dihadapi dalam menjalankan usahanya adalah cuaca, resiko kebakaran dan kapasitas tempat penampungannya.
"Kalau kendala pemasaran hampir tidak ada karena mitra kami bersedia menerima berapapun yang kami kirimkan, hanya saja kapasitas lokasi penampungan kami saat ini masih sangat terbatas," ujar Noldi.
Dalam menjalankan usahanya Noldi mempekerjakan 30 orang pekerja yang umumnya adalah masyarakat di sekitar lokasi usahanya. Saat ini Noldi mengakui bahwa persaingan di bisnis ini mulai terasa.
"Sekarang kompetisi mulai terasa, kadang kala ketika kami mengunjungi toko untuk meminta mereka menjual sampah kartonnya, ternyata sudah ada pihak lain yang menadah," katanya. [hhw]
"Omzet usaha kami sekitar Rp 300 juta per bulan," kata pemilik UD. Sinar Box Noldi di Makassar, seperti dikutip dari Antara, Jumat (4/7).
Menurut Noldi, perusahaannya mengumpulkan limbah kertas seperti karton, buku, dan surat kabar baik dari perorangan maupun pengumpul berskala kecil.
"Setiap hari kami menerima kurang lebih 10 ton sampah kertas, dengan harga pembelian Rp 1000 per kilogram sampah ini kemudian kami pilah, dipress, lalu dibawa ke pelabuhan untuk dikirim ke Surabaya," kata Noldi.
Menurut Noldi setiap bulan dia mengirimkan 9 hingga 10 kontainer dengan kapasitas 30 ton per kontainernya. "Total kami mengirim sampai 300 ton sampah kertas per bulannya, dan semuanya diserap oleh mitra kami di Surabaya," kata Noldi.
Noldi mengatakan bahwa kendala utama yang dihadapi dalam menjalankan usahanya adalah cuaca, resiko kebakaran dan kapasitas tempat penampungannya.
"Kalau kendala pemasaran hampir tidak ada karena mitra kami bersedia menerima berapapun yang kami kirimkan, hanya saja kapasitas lokasi penampungan kami saat ini masih sangat terbatas," ujar Noldi.
Dalam menjalankan usahanya Noldi mempekerjakan 30 orang pekerja yang umumnya adalah masyarakat di sekitar lokasi usahanya. Saat ini Noldi mengakui bahwa persaingan di bisnis ini mulai terasa.
"Sekarang kompetisi mulai terasa, kadang kala ketika kami mengunjungi toko untuk meminta mereka menjual sampah kartonnya, ternyata sudah ada pihak lain yang menadah," katanya. [hhw]
Post A Comment:
0 comments: